CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 22 Januari 2015

Membandingkan Topologi Mesh

Tujuan
  • Membandingkan tabel routing dari topologi partial mesh dengan topologi full mesh
  • Mengobservasi konvergensi jaringan ketika sebuah interface dimatikan kemudian dinyalakan kembali.
  • Menentukan paket EIGRP pada Simulation Mode untuk mengetahui proses konvergen pada jaringan.
Persiapan
Anda telah disediakan sebuah topologi partial mesh dan full mesh pada pembelajaran ini. Tiap-tiap interface telah diberikan alamat dan EIGRP telah dikonfigurasikan sebagai routing protocol. Seluruh konfigurasi yang penting telah dimasukkan pada tiap-tiap router dan jaringan telah berfungsi secara penuh.
Langkah 1: Bandingkan tabel routing dari topologi partial mesh dan topologi full mesh
  1. Gunakan alat Inspect untuk mengetahui routing table pada HQP dan HQF.
  2. Perhatikan perbedaan jumlah rute masing-masing tabel.
  3. Catat rute ke jaringan 192.168.0.204 pada HQP dan rute ke jaringan 172.16.3.196 pada HQF.
    • Rute ke 192.168.0.204
    • Melalui 192.168.0.193
    • Melalui 192.168.0.198
    • Rute ke 172.16.3.196
    • Melalui 172.16.3.193
    • Melalui 172.16.3.206
Langkah 2: Tentukan tabel routing dan amati proses konvergen pada topologi partial mesh
  1. Matikan interface S0/0/1 pada BR2P dan amati routing table pada HQP.
  2. Catat bahwa dua rute ke jaringan 192.168.0.204 telah dihilangkan.
  3. Nyalakan kembali interface S0/0/1 dan amati routing table pada HQP.
  4. Amati konvergensi jaringan (hal ini mungkin memerlukan waktu beberapa menit bagi kedua rute untuk terinstall kembali)
  5. Perhatikan routing table pada HQP lagi. Interface manakah yang digunakan untuk meraih jaringan 192.168.0.160? Serial 0/0/1
  6. Pada router BR2P, matikan interface S0/0/0. Akan bagaimanakah HQP mendapatkan rute ke jaringan 192.168.0.160 sekarang? Melalui Serial0/0/0 dengan Next Hop IP 192.168.0.193 atau melalui Serial0/1/0 dengan Next Hop IP 192.168.0.202
  7. Nyalakan kembali interface S0/0/0 pada BR2P dan amati proses konvergensi pada jaringan  (hal ini mungkin memerlukan waktu beberapa menit).
  8. Apa yang terjadi pada rute ke jaringan 192.168.0.160 yang ada di routing table? Melalui Serial0/1/0 dengan Next Hop IP 192.168.0.206
  9. Ulangi proses langkah 2 pada Simulation Mode dengan hanya filter EIGRP saja yang aktif. Gunakan tombol Capture / Forward untuk menentukan paketEIGRP dan routing table sebagai cara jaringan menjadi konvergen.
Langkah 3: Menentukan routing table dan mengamati konvergensi jaringan pada topologi fully mesh
  1. Matikan interface S0/0/1 pada BR2F dan amati routing table pada HQF.
  2. Catat bahwa dua rute ke jaringan 172.16.3.196 telah dihilangkan.
  3. Nyalakan ulang interface S0/0/1 dan amati routing table pada HQF.
  4. Amatilah proses konvergensi jaringan (hak ini mungkin memerlukan waktu beberapa menit sebelum kedua rute terpasang kembali).
  5. Tentukan routing table pada HQF lagi. Interface manakah yang digunakan untuk menjangkau jaringan 172.16.3.128? Serial0/0/1
  6. Pada router BR2F, matikan interface S0/0/0. Akan bagaimanakah HQF mendapatkan rute ke jaringan 172.16.3.128 sekarang? Melalui Serial0/0/0 dengan Next Hop IP 172.16.3.193 dan melalui Serial0/1/0 dengan Next Hop IP 172.168.3.210
  7. Nyalakan ulang interface S0/0/0 pada BR2F dan amati konvergensi jaringan (ini mungkin memerlukan waktu beberapa menit).
  8. Apa yang terjadi dengan rute ke jaringan 172.16.3.128 pada routing table?Hanya tersisa sebuah rute ke jaringan tersebut yaitu melalui Serial0/1/0 dengan Next Hop IP 172.168.3.210
  9. Ulangi proses pada langkah 3 di Simulation Mode dengan hanya filter EIGRP yang aktif. Gunakan tombol Capture / Forward untuk menentukan paket EIGRP dan routing table sebagai cara jaringan menjadi konvergen.
Umpan Balik
  1. Pada router BR2P, ketika Anda mematikan interface S0/0/0, mengapa sebuah rute asli ke jaringan 192.168.0.160 digantikan dengan dua rute? 
Karena router tetap akan mencari jalur/rute menuju jaringan tersebut. Berdasarkan atas topologi partial mesh yang ada, terdapat dua rute ke jaringan tersebut yaitu melalui Serial0/0/0 dengan Next Hop IP 192.168.0.193 atau melalui Serial0/1/0 dengan Next Hop IP 192.168.0.202
2.    Apa yang menjadi keunggulan dan kelemahan dari topologi full mesh?
Salah satu keunggulannya adalah redundant link pasti dimiliki oleh topologi full mesh sehingga topologi ini diharapkan dapat meminimalisir adanya kegagalan koneksi. Sedangkan kelemahannya adalah tingkat kesulitan dalam mengatur jaringan lebih tinggi selain biaya yang mahal karena banyaknya redundant link yang harus dibangun.

Menampilkan Fungsi dari Lapisan Distribution

Tujuan
  • Mendemonstrasikan fungsi yang dibentuk oleh peralatan Distribution Layer.
Latar Belakang / Persiapan
VLANs dapat ditambahkan ke jaringan untuk keperluan keamanan dan mengatur lalu lintas data. Peralatan di VLAN yang terpisah dapat berkomunikasi setidaknya menggunakan router yang dipergunakan untuk membantu terwujudnya komunikasi tersebut. Amati bagaimana packet filtering dan route summarization mengubah hal tersebut menggunakan mode simulasi.
Langkah 1: Setup penyaringan pada mode Simulation untuk menangkap routing protocol.
  1. Masuk ke simulation mode pada packet tracer.
  2. Click pada tombol edit filters.
  3. Pilih EIGRP
  4. Click pada tombol Reset Simulation.
  5. Click Auto Capture/Play
  6. Amati proses update EIGRP.
Langkah  2: Uji konektifitas antar peralatan jaringan menggunakan mode Realtime.
  1. Dari PC0 ping PC1, PC2, PC3, dan PC4.
PC>ping 172.16.2.2

Pinging 172.16.2.2 with 32 bytes of data:

Reply from 172.16.2.2: bytes=32 time=19ms TTL=127
Reply from 172.16.2.2: bytes=32 time=18ms TTL=127
Reply from 172.16.2.2: bytes=32 time=15ms TTL=127
Reply from 172.16.2.2: bytes=32 time=16ms TTL=127

Ping statistics for 172.16.2.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 15ms, Maximum = 19ms, Average = 17ms

PC>ping 172.16.3.2

Pinging 172.16.3.2 with 32 bytes of data:

Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.

Ping statistics for 172.16.3.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),

PC>ping 172.16.4.2

Pinging 172.16.4.2 with 32 bytes of data:

Reply from 172.16.4.2: bytes=32 time=21ms TTL=125
Reply from 172.16.4.2: bytes=32 time=26ms TTL=125
Reply from 172.16.4.2: bytes=32 time=27ms TTL=125
Reply from 172.16.4.2: bytes=32 time=20ms TTL=125

Ping statistics for 172.16.4.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 20ms, Maximum = 27ms, Average = 23ms
  1. Dari PC1 ping PC0, PC2, PC4, PC3
PC>ping 172.16.1.2

Pinging 172.16.1.2 with 32 bytes of data:

Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.

Ping statistics for 172.16.1.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),

PC>ping 172.16.3.2

Pinging 172.16.3.2 with 32 bytes of data:

Reply from 172.16.3.2: bytes=32 time=2ms TTL=128
Reply from 172.16.3.2: bytes=32 time=2ms TTL=128
Reply from 172.16.3.2: bytes=32 time=4ms TTL=128
Reply from 172.16.3.2: bytes=32 time=3ms TTL=128

Ping statistics for 172.16.3.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 2ms, Maximum = 4ms, Average = 2ms

PC>ping 172.16.4.2

Pinging 172.16.4.2 with 32 bytes of data:

Reply from 172.16.4.2: bytes=32 time=14ms TTL=127
Reply from 172.16.4.2: bytes=32 time=16ms TTL=127
Reply from 172.16.4.2: bytes=32 time=19ms TTL=127
Reply from 172.16.4.2: bytes=32 time=17ms TTL=127

Ping statistics for 172.16.4.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 14ms, Maximum = 19ms, Average = 16ms

Langkah 3: Uji konektifitas antar peralatan jaringan menggunakan mode Simulation.
  1. Ganti dari mode Realtime ke mode Simulation.
  2. Tambahkan sebuah simple PDU dari PC1 ke PC0. Click Capture/Forward sampai PDU lengkap melakukan perjalan ke PC1 hingga kembali.
  3. Pada event list lihat PDU events.

d. Tambahkan PDU lain dari PC0 ke PC2.


Umpan Balik
  1. Mengapa PC0 tidak dapat berkomunikasi dengan PC1 namun PC1 dapat berkomunikasi dengan default gateway milik PC0?
Karena pada router Distribution 1 terdapat ACL inbound dengan ketentuan bahwa semua paket yang berasal dari network 172.16.1.0 dengan wildcard 0.0.0.255 tidak diperkenankan untuk menjangkau network 172.16.3.0 dengan wildcard 0.0.0.255, sehingga paket DITOLAK dan DIBUANG.

  1. Apa pengaruh yang berkaitan dengan konektifitas menggunakan subinterface?
Trafik data yang berasal dari berbagai komputer akan berbagi bandwidth karenanya gunakan interface pada Router dengan minimum bandwidth 1 Gbps
  1. Mengapa sebuah router pada topologi harus dapat mengkomunikasikan antar VLAN?
Karena memang hanya router yang dapat mengkomunikasikan antar VLAN sedangkan switch tidak.

Menjelajahi Fungsi Access Layer

Tujuan
Menjelaskan fungsi Network Access Layer termasuk didalamnya peralatan yang biasa terinstall dengan media kabel.
Persiapan
Peralatan yang ter-install di Lapisan Access biasanya terdiri atas Switch Layer 2 yang menghubungkan sekelompok server, workstation, dan peralatan akhir lainnya. Peralatan Switch di Access Layer kemudian dihubungkan dengan peralatan Layer 3 seperti Router dan Switch multi-layer yang ada di Lapisan Distribution. Sebuah ruangan tambahan akan dipakai oleh bagian Sales dan Marketing dari perusahaan tersebut. Komputer – komputer di ruangan tersebut telah disetel dan dikonfigurasikan dan instalasi kabel untuk Switch telah diinstall juga. Anda diminta untuk menghubungkan switch ke peralatan akhir pengguna dan ke router pada lapisan Distribution. Selain itu Anda diminta mengkonfigurasikan Switch tersebut dan memeriksa koneksinya sebagai peralatan utama pada jaringan ini.
Langkah 1: Menghubungkan Switch pada Lapisan Access.
  1. Gunakan kabel yang sesuai, hubungkan interface pertama pada Switch Access1B ke interface yang tersisa pada Router Distribution1.
  2. Gunakan kabel yang sesuai, hubungkan PC Sales2 ke interface berikutnya pada Switch Access1B.
  3. Gunakan kabel yang sesuai, hubungkan PC Marketing2 ke interface berikutnya pada Switch Access1B.
Langkah  2: Mengkonfigurasikan Switch pada Lapisan Access.
  1. Gunakan CLI pada Switch Access1B, konfigurasikan interface yang terkoneksi pada Router Distribution1 untuk membawa traffic bagi seluruh VLAN yang ada.
Access1B>ena
Access1B#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Access1B(config)#int fa0/1
Access1B(config-if)#switchport mode trunk
Access1B(config-if)#switchport trunk allowed vlan all
  1. Gunakan CLI pada Switch Access1B, konfigurasikan interface yang terhubung dengan PC Sales2 untuk membawa traffic yang berasal hanya dari VLAN 11.
Access1B(config)#int fa0/2
Access1B(config-if)#switchport access vlan 11
  1. Gunakan CLI pada Switch Access1B, konfigurasikan interface yang terhubung dengan PC Marketing2 untuk membawa traffic yang berasal hanya dari VLAN 21.
Access1B(config)#int fa0/3
Access1B(config-if)#switchport access vlan 21
  1. Uji konfigurasi Anda dengan menggunakan tombol Check Results. Betulin klo ada errors di konfigurasinya.
Harus udah beres semuanya



Langkah 3: Menguji Konektifitas.
  1. Dari PC Sales2, ping server Sales dengan IP Address 192.168.10.2. Ping server HR dengan IP Address 192.168.40.2. Ping server Web dengan IP Address 192.168.0.3. Semua ping harusnya successful, jika nggak periksa konfigurasi.
PC>ping 192.168.10.2

Pinging 192.168.10.2 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.10.2: bytes=32 time=11ms TTL=127
Reply from 192.168.10.2: bytes=32 time=15ms TTL=127
Reply from 192.168.10.2: bytes=32 time=19ms TTL=127
Reply from 192.168.10.2: bytes=32 time=18ms TTL=127

Ping statistics for 192.168.10.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 11ms, Maximum = 19ms, Average = 15ms

PC>ping 192.168.40.2

Pinging 192.168.40.2 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.40.2: bytes=32 time=20ms TTL=126
Reply from 192.168.40.2: bytes=32 time=13ms TTL=126
Reply from 192.168.40.2: bytes=32 time=25ms TTL=126
Reply from 192.168.40.2: bytes=32 time=23ms TTL=126

Ping statistics for 192.168.40.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 13ms, Maximum = 25ms, Average = 20ms

PC>ping 192.168.0.3

Pinging 192.168.0.3 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.0.3: bytes=32 time=20ms TTL=127
Reply from 192.168.0.3: bytes=32 time=21ms TTL=127
Reply from 192.168.0.3: bytes=32 time=19ms TTL=127
Reply from 192.168.0.3: bytes=32 time=23ms TTL=127

Ping statistics for 192.168.0.3:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 19ms, Maximum = 23ms, Average = 20ms

  1. Dari PC Marketing2, ping server Sales dengan IP Address 192.168.10.2. Ping server HR dengat IP Address 192.168.40.2. Ping server Web dengan IP Address 192.168.0.3. Semua ping harusnya successful, jika nggak periksa konfigurasi.

PC>ping 192.168.10.2

Pinging 192.168.10.2 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.10.2: bytes=32 time=11ms TTL=127
Reply from 192.168.10.2: bytes=32 time=15ms TTL=127
Reply from 192.168.10.2: bytes=32 time=19ms TTL=127
Reply from 192.168.10.2: bytes=32 time=18ms TTL=127

Ping statistics for 192.168.10.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 11ms, Maximum = 19ms, Average = 15ms

PC>ping 192.168.40.2

Pinging 192.168.40.2 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.40.2: bytes=32 time=20ms TTL=126
Reply from 192.168.40.2: bytes=32 time=13ms TTL=126
Reply from 192.168.40.2: bytes=32 time=25ms TTL=126
Reply from 192.168.40.2: bytes=32 time=23ms TTL=126

Ping statistics for 192.168.40.2:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 13ms, Maximum = 25ms, Average = 20ms

PC>ping 192.168.0.3

Pinging 192.168.0.3 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.0.3: bytes=32 time=20ms TTL=127
Reply from 192.168.0.3: bytes=32 time=21ms TTL=127
Reply from 192.168.0.3: bytes=32 time=19ms TTL=127
Reply from 192.168.0.3: bytes=32 time=23ms TTL=127

Ping statistics for 192.168.0.3:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 19ms, Maximum = 23ms, Average = 20ms

  1. Dari Web Browser di PC Sales2, mintalah halaman web dengan URL http://www.Discovery.com (di Packet Tracer URL harus case sensitive). Halaman web harusnya tampil.

d. Ganti ke Simulation mode. Dari Web Browser milik PC Sales2 klik tombol Go untuk meminta halaman itu lagi. Klik Auto tombol Capture / Play untuk mengamati aliran traffic dari Access layer melalui hierarchical network ke server farm.


Langkah  4: Umpan Balik
  1. Mengapa Server Sales dan Server HR terhubung pada Access Layer?
Karena server Sales dan server HR digunakan untuk karyawan yang berada pada perusahaan tersebut bukan untuk diakses oleh pengguna dari luar. Secara server sales dan server HR berada di dalam DMZ (De-Military Zone) atau Intranet bukan Extranet.
  1. Jika dirimu ingin memperbaiki HR server, pada lapisan mana pada hierarchical network, konfigurasi penting akan engkau letakkan?
Konfigurasi penting cukup diletakkan di Lapisan Distribusi (Distribution Layer) tepatnya di Router 1841 Distribution2, hal tersebut tidak akan mengganggu trafik data di LAN yang lain.